Konsep fisheries refugia didefinisikan sebagai " secara spasial dan geografis merupakan wilayah laut atau pesisir yang menerapkan tindakan pengelolaan khusus untuk mempertahankan spesies penting [sumber daya perikanan] selama tahap kritis dari siklus hidupnya, untuk pemanfaatan yang berkelanjutan”(UNEP, 2005). Konsep fisheries refugia berfokus pada sifat habitat tertentu dan signifikansi kritisnya bagi sejarah kehidupan spesies yang ditangkap. Manajemen refugia oleh karena itu berfokus pada habitat daripada hanya membatasi akses, baik habitat, temporer atau spasial, ke daerah penangkapan ikan.

Riset yang dilakukan oleh Research Institute of Marine Fisheries (RIMF) Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia menunjukkan laju eksploitasi ikan pelagis kecil dan krustasea berstatus overfishing. Menurut Yanagawa (1997), komposisi utama empat spesies pelagis kecil utama di WPP-RI 711 adalah Decapterus spp, Rastrelliger kanagurta, dan Rastrelliger branchysoma. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh RIMF-SEAFDEC 2003-2005 menunjukkan hasil tangkapan Rastrelliger kanagurta cenderung menurun. Penelitian lain yang dilakukan oleh RIMF menemukan bahwa udang Penaeid (kelompok krustasea) di FMA-RI 711 didominasi oleh Fenneropenaeus merguiensis, Fenneropenaeus indicus dan Metapenaeus spp.

Berdasarkan statistik Dinas Perikanan Provinsi Bangka-Belitung, pelagis kecil menjadi sasaran utama penangkapan, lebih dari 50% produksi perikanan didominasi oleh pelagis kecil. Menurut penelitian yang dilakukan RIMF, musim bertelur Decapterus macrosoma, Decapterus russelli, R. kanagurta hampir sepanjang tahun, yang puncaknya terjadi pada bulan Agustus-September. Tindakan pengelolaan tutup musim penangkapan sebaiknya dilakukan pada bulan Agustus-September di sekitar pulau Anambas.

Penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian Perikanan Laut (RIMF), Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia menemukan bahwa perairan Kalimantan Barat juga kaya akan stok udang penaeid, dengan puncak musim bertelur pada bulan April-Mei. Sedangkan penelitian Balai Riset Pemulihan Sumberdaya Ikan selama bulan Maret, Juni, September dan November 2012 serta April, Juli dan Oktober 2013 dengan metode stratified sampling di Kalimantan Barat telah mengidentifikasi pola sebaran udang penaeid. Spesies penaeid yang telah diidentifikasi tersebar di sepanjang pantai Kalimantan Barat tersebut Fenneropenaeus indicus, Metapenaeus spp, Penaeus monodon, Parapeneopsis spp dan Tracypenaeus curvirostris. Penelitian terbaru pada tahun 2015 telah mengidentifikasi lokasi refugia penangkapan udang penaeid di Kalimantan Barat adalah di perairan Padang Tikar, Teluk Batang, dan Ketapang.